Ketika kita melihat atau berada dalam
sebuah bangunan rumah, kita pasti dg mudah mengatakan bahwa itu adalah rumah,
lalu bagaimana ketika rumah tsb kita robohkan, apakah kita tetap akan
memberikan definisi “rumah” terhadap ruangan yg sama?. Sebuah kebun dikatakan
“Kebun” apabila terdapat tumbuhan2 yg menjadi khas kebun di dalamnya, begitu
juga dg halaman, lapangan, gedung, dsb. Lalu bagaimana jika… objek2 yg memberi
tanda keberadaan daripada ruang2 itu tidak ada? Tentu tak akan ada lagi definisi
yg spesifik daripada ruang2 tsb. Lalu apa itu yg disebut sbg “ruang”? Apakah
ruang benar2 nyata atau sekedar dimensi khayalan yg dibentuk oleh objek2 yg
saling berhadapan atau saling memberi sekat? Bukankah berarti keberadaan ruang
itu tidak akan pernah ada tanpa adanya objek2 yg menandainya?. Sedangkan
dikatakan bahwa bersama – sama dg waktu, ruang adalah matra2 yg membentu satu
kesatuan dimensi ruang dan waktu yg slg terkait serta menjadi entitas dasar
daripada keberadaan objek2 dalam alam semesta ini. Artinya, objek2 yg ada di
dalam alam semesta ini tak akan pernah ada tanpa keberadaan ruang, sementara
ruang itu sendiri tak akan benar2 nyata tanpa keberadaan objek2 yg
menandainya.
Alam
semesta ini memang sebuah pola keseimbangan, dan keserasian ciptaan. Tak ada
eksistensi yg benar2 mandiri. Semua ada saling terkait, saling mempengaruhi,
dan saling memberi arti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar